Singapura Mengirimkan Bantuan Oksigen dan Berbagai Alkes Untuk Indonesia

Negara Indonesia, negara yang sangat amat kita cintai. Kini ibu pertiwi kita sedang di landa kesulitan. Berpacu dengan waktu dan keadaan yang yang sagat menekan pemerintah dan masyarakat kita sendiri.

Dari dua minggu yang lalu negara kita ini mengalami kelangkaan tabung oksigen yang di peruntukan untuk pasien Covid-19. Kelangkaan ini di akibatkan karena wabah virus corona yang semakin menjalar.

Padahal baru dua bulan yang lalu negara kita ini datang untuk membantu negara India dengan ribuan tangki oksigen. Namun keadaannya kini berbalik, keberadaan tabung oksigen di Indonesia kini cukup sulit di dapatkan.

Tindakan pemerintah saat ini adalah dengan mencari pasokan darurat dari negara negara lain seperti Singapura dan China.

Tersedia Lebih dari 1.000 Tabung Oksigen

Telah di kirimkan lebih dari 1.000 tabung oksigen, konsentrator, ventilator, dan perangkat kesehatan lainnya. Mendarat dari Singapura pada hari Jumat, di ikuti oleh 1.000 ventilator lainnya dari Australia. Hal ini di katakan langsung dari Luhut Binsar Panjaitan, selaku menteri yang bertanggung jawab atas respos pandemi yang ada di Indonesia.

Selain berita tersebut, kini Indonesia sedang merencanakan pembelian 36.000 oksigen dan 10.000 konsentrator atau alat yang menghasilkan oksigen dari Singapura. Lanjutnya.

Sehubungan dengan China dan sumber oksigen potensial lainnya. Amerika Serikat dan Uni Emirat Arab juga telah menawarkan bantuan. “Kami menyadari situasi sulit yang dihadapi Indonesia saat ini dengan lonjakan kasus COVID,” kata sekretaris pers Gedung Putih Jen Psaki.

Selain mengirim vaksin, AS berupaya meningkatkan bantuan untuk upaya respons COVID-19 Indonesia yang lebih luas, katanya.

Pemerintah Australia minggu ini juga mengatakan akan mengirim 1.000 ventilator, 700 konsentrator oksigen, 170 tabung oksigen, dan 40.000 alat uji ke Indonesia. Pihaknya juga berjanji juga telah berjanji akan mengirimkan 2,5 juta dosis vaksin AstraZeneca ke Indonesia tahun ini.

Indonesia terus melaporkan rekor jumlah kasus kematian

Secara keseluruhan, negara kita ini merupakan negara terpadat keempat di dunia. Dan negara Indonesia juga telah melaporkan lebih dari 2,4 juta infeksi dan 64.631 kematian akibat COVID-19.

Angka-angka itu secara luas diyakini sebagai jumlah yang sangat kecil karena pengujian yang rendah dan langkah-langkah penelusuran yang kurang. Telah di laporkan jumlah kematian tertinggi 1.040 pada hari Rabu dan hampir 39.000 kasus yang dikonfirmasi pada hari Kamis dan Jumat.

Kini banyak rumah sakit kebanjiran pasien. Karena semakin banyaknya orang yang membutuhkan bantuan medis. Kejadian seperti sekarat dalam isolasi di rumah sakit merupakan berita yang di asumsi banyak masyarakat Indonesia kini.

Banyak yang mengandalkan isolasi di dalam rumah karena sangat khwatir untuk keluar rumah dan tanpa pengawasan medis. Namun tetap saja masih banyak yang sambil menunggu untuk menerima perawatan medis di rumah sakit.

Di kabarkan juga seorang peneliti Human Rights Watch Indonesia Andreas Harsono dan keluarganya dinyatakan positif COVID-19. Padahal telah menerima vaksin Sinovac.

Banyak dokter dan perawat terinfeksi juga. Kini kita telah mengetahui berarti mereka sangat rentan terpapar virus covid ini.

Banyak pasien menunggu berhari-hari untuk dirawat

Dan Jawa merupakan pulau terpadat di Indonesia. Kini rumah sakit di sana mulai mendirikan unit perawatan intensif darurat pada pertengahan Juni. Tingkat perawatan ini secara otomatis meningkat di karenakan banyak juga pasien yang membutuhkan perawatan lebih.

Tangki oksigen diluncurkan ke jalan setapak bagi mereka yang cukup beruntung untuk mendapatkannya, sementara yang lain diberitahu bahwa mereka harus menemukannya sendiri.

Ruang gawat darurat di rumah sakit umum di kota Bandung ditutup awal pekan ini setelah kehabisan oksigen di tengah pembelian panik yang dipicu oleh melonjaknya infeksi di ibu kota provinsi Jawa Barat, kata Yaya Mulyana, wakil walikota kota itu.

Kepanikan masyarakat atas kelangkaan tabung oksigen

Masyarakat kita kini panik membeli tabung oksigen walaupun belum membutuhkannya. Dan itulah menyebabkan pasokan oksigen langka.

Di salah satu rumah sakit di Yogyakarta, di Jawa Tengah, 63 pasien COVID-19 meninggal dalam satu hari dan 33 di antaranya karena kekurangan pasokan oksigen. Meskipun rumah sakit tersebut telah beralih menggunakan tabung oksigen.

Indonesia menyumbangkan 3.400 tabung oksigen dan konsentrator ke India ketika wabah brutal melanda negara itu. Karena kasusnya sendiri melonjak, Jakarta kemudian membatalkan rencana untuk mengirim 2.000 konsentrator oksigen lagi ke India pada akhir Juni.

Kebutuhan oksigen semakin meningkat

Kebutuhan oksigen per hari mencapai 1.928 ton per hari. Total kapasitas produksi yang tersedia di negara ini adalah 2.262 ton per hari, menurut data pemerintah “Saya minta 100 persen oksigen untuk keperluan medis dulu, artinya semua alokasi industri harus dialihkan ke medis,” kata Mendag Pandjaitan.

Mengingat penyebaran cepat dari virus varian delta yang sangat menular. Ia memperingatkan bahwa Indonesia dapat menghadapi skenario terburuk dengan 50.000 kasus per hari.

Kementerian Perindustrian merespons dengan mengeluarkan surat keputusan bahwa semua pasokan oksigen dikirim ke rumah sakit yang dipenuhi pasien virus corona dan meminta pelaku industri untuk bekerja sama.

Semoga wabah ini cepat berakhir


Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *