Ibukota Baru IKN Dimata Media Asing

Ibukota Baru IKN Dimata Media Asing

Perhatian global terhadap proyek pemindahan ibu kota Indonesia, yang dikenal sebagai Ibu Kota Nusantara (IKN), semakin meningkat. Salah satu media ternama asal Inggris, The Economist, baru-baru ini menyoroti fenomena pembangunan kota-kota baru di seluruh dunia, termasuk kota baru untuk ibu kota atau pusat ekonomi baru.

The World Is In The Midst of A City-building Boom

Dalam artikel yang berjudul ‘The World Is In The Midst of A City-building Boom’, The Economist mengulas tentang munculnya kota-kota baru di berbagai negara, baik untuk keperluan pemindahan ibu kota maupun pembangunan pusat ekonomi baru. Indonesia dan Mesir disebut sebagai contoh yang telah membangun kota baru untuk tujuan tersebut.

Menurut The Economist, para pemimpin seperti Presiden Joko Widodo dari Indonesia dan Presiden Abdel Fattah El Sisi dari Mesir melihat kota baru sebagai sumber potensi warisan, penciptaan lapangan kerja, dan peluang untuk mendekatkan diri dengan para pemilih.

Namun, proses pembangunan kota baru ini tidak hanya terbatas pada pemindahan ibu kota, tetapi juga untuk merangsang kegiatan ekonomi.

Bukan Hanya Indonesia yang Disoroti

Selain kota baru yang dibangun karena pemindahan ibu kota, ada juga kota-kota baru yang dikembangkan untuk merangsang pertumbuhan ekonomi, seperti NEOM di Arab Saudi, Belmont di Amerika Serikat, Milton Keynes di Inggris, dan Tatu di Kenya.

Meskipun ada keraguan terhadap keberhasilan beberapa proyek, pembangunan kota baru mendapat pujian dari beberapa ahli, termasuk Edward Glaeser dari Harvard, yang menyoroti manfaat aglomerasi dalam menciptakan pertumbuhan ekonomi yang lebih baik.

Namun, pembangunan kota baru juga dihadapkan pada berbagai tantangan, termasuk biaya pembebasan lahan, infrastruktur, dan pembangunan yang membutuhkan investasi besar.

Mesir, sebagai contoh, telah mengalami tekanan ekonomi yang signifikan akibat biaya pembangunan ibu kota baru yang mencapai US$ 60 miliar. Meskipun demikian, para pembangun berharap bahwa kota-kota baru ini dapat membantu meringankan tekanan urban yang semakin meningkat seiring pertumbuhan populasi perkotaan yang diproyeksikan mencapai 2,5 miliar jiwa pada tahun 2050, menurut proyeksi PBB.