Rp 641 ribu, Inilah Harga Pisang di Korea Utara

Di laporkan dari berbagai macam sumber, yang menjelaskan bahwa harga makanan telah melonjak. Di lansir dari NK News, yang menjelaskan bahwa satu kilogram pisang berharga $45 (£32) atau sekitar Rp 641 ribu. Ini adalah harga yang sangat fantastis untuk satu kilogram pisang.

Benerakah kabar krisis ini?

Kim Jong-un selaku Presiden Korea Utara kini secara resmi mengakui bahwa negaranya sedang menghadapi kekurangan pangan. Telah ada pertemuan para pemimpin senior disana, untuk membicarakan tentang permasalahan ini. Kim mengatakan: “Situasi pangan rakyat sekarang semakin tegang”. Dia juga mengatakan sektor pertanian cukup gagal memenuhi target gandumnya karena topan yang menerpa tahun lalu, dan menyebabkan banjir.

Kini Korea Utara telah menutup perbatasannya untuk menahan penyebaran wabah Covid-19. Karena hal ini, perdagangan dengan China kini anjlok. Seperti yang sudah di ketahui, bahwa Korea Utara bergantung pada China untuk makanan, pupuk, bahkan bahan bakar. Namun Korea Utara sendiri juga berjuang di bawah sanksi internasional tersebut, dan di berlakukan karena program nuklirnya itu.

source.thetimes

Di bawah kepemimpinan yang otoriter di negara dengan satu partai tersebut, kini sedang berbicara perihal situasi pangan di komite pusat Partai Buruh yang berkuasa mulai minggu ini di ibu kota Pyongyang. Dari pertemuan itu, Mr Kim mengatakan bahwa output industri nasional telah tumbuh seperempat dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Dalam pertemuan itu juga, para pejabat diharapkan untuk membahas hubungan dengan AS dan Korea Selatan selama acara tersebut tetapi belum ada rincian yang dirilis.

Tentang Kesulitan Korut

Masih berbicara soal kesulitan yang sedang melanda. Di kabarkan pada bulan April, Kim membuat pengakuan langka tentang kesulitan yang membayangi dan menyerukan pejabat untuk menyerukan ‘The Harduous March’, danini lebih sulit untuk membebaskan rakyat kita dari kesulitan.

The Harduous March merupakan istilah yang digunakan oleh pejabat Korea Utara, yang bertujuan untuk merujuk pada perjuangan negara itu selama kelaparan tahun 1990-an. Ketika jatuhnya Uni Soviet meninggalkan Korea Utara tanpa bantuan saat itu.

source.cnn

Jumlah total warga Korea Utara yang mati karena kelaparan pada saat itu tidak diketahui, tetapi perkiraan berkisar hingga tiga juta. Ini sangatlah tidak biasa bagi Kim Jong-un untuk secara terbuka mengakui kekurangan makanan. Tapi ini adalah tentang pemimpin Korea Utara yang sudah mengakui bahwa rencana ekonominya gagal.

Ini adalah tentang masalah bagi Mr Kim, ketika beliau mengambil alih kekuasaan, juga menjanjikan masa depan yang lebih sejahtera bagi rakyatnya namun seperti yang bisa kita lihat, walaupun hanya dari beberapa media online. Ini belum terjadi. Sekarang dia harus mengungguli populasi untuk lebih banyak kerja keras.

Menjadi perhatian organisasi bantuan

source.thenewyorktimes

Ini juga berhungan dengan wabah yang melanda dunia saat ini. Pandemi Covid-19 yang kini menjadi pandemi global, di sangkut pautkan dalam masalah ini. Memanfaat kan informasi yang terbatas di sana, dapatlah di gambarkan bahwa situasi dunia kini sedang tidak baik-baik saja, bukan hanya Korea Utara. Mungkin kalian sudah bisa menilai dari sini. Dan kini itulah yang menjadi perhatian banyak organisasi bantuan yang ada.

Dilansir dari BBC Perbatasan yang disegel telah mengakibatkan beberapa makanan dan obat-obatan masuk. Sebagian besar LSM harus meninggalkan negara itu, tidak bisa mendapatkan staf dan persediaan masuk atau keluar. Pyongyang selalu menyerukan “kemandirian”. Itu telah menutup dirinya sendiri, dan ini sama seperti mungkin membutuhkan bantuan dan tidak mungkin untuk meminta bantuan. Jika terus menolak semua tawaran bantuan internasional, seperti biasa, mungkin orang-orang yang akan membayar harganya.