Tips Mendongeng Agar Lebih Mengasikan

Tips Mendongeng Agar Lebih Mengasikan

Hai Sobat Barrier Magazine !!! gimana nih kabarnya hari ini, semoga sehat dan baik-baik saja ya. Semoga hati dan fikiran masih tetap sejalan ya, hehe..

Okeyy kali ini kita akan membahas tentang tips agar mendongen jadi lebih mengasyikan, terutama untuk yang baru menjadi orang tua nih.

Kegiatan mendongeng menjadi sesuatu hal yang familiar. Membacakan dongeng sebelum tidur banyak dilakukan oleh para orang tua terhadap anaknya.

Dongeng menjadi salah satu media hiburan anak di samping beberapa tayangan seperti video.

Tradisi ini ternyata bukan hanya menjadi pengantar tidur saja, secara tidak langsung kegiatan ini akan mengembangkan kecerdasan emosional dan akan mengoptimalkan perkembangan psikologis anak.

Berikut ini adalah tips mendongeng agar lebih mengasyikan yang sudah kami rangkum, yuk simak !!

1. Siapkan mindset dan mental.

Gak perlu banyak mikir bisa atau tidak. Cukup yakinkan diri sendiri bahwa kamu pasti bisa mendongeng, jadi santai saja ya Bun. Jika Bunda merasa tidak punya ide cerita, perbanyaklah membaca.

2. Menyiapkan cerita.

Ide cerita pengantar tidur anak bisa datang dari mana saja. Boleh juga kok membacakan buku dongeng anak.

Pilih buku cerita bergambar dan berwarna. Ini akan menarik minat si kecil untuk mendengarkan. Biarkan si kecil memilih cerita yang disukainya, karena semakin anak tertarik, maka akan semakin mudah mendongeng.

Cerita anak sebelum tidur juga bisa diambil dari tema sederhana yang dekat dengan keseharian si kecil. Misalnya, cerita tentang anak yang berangkat ke sekolah, apa yang harus dilakukan. Atau cerita berbagi mainan dengan teman atau saudara di rumah.

3. Tidak perlu dihafalkan.

Bunda bebas mengembangkan sebuah ide cerita tanpa perlu menghafalnya. Jika dihafal, sebuah alur cerita malah terkesan kaku dan monoton.

Sesuaikan ide cerita dengan usia anak. Karena kamu tidak menghafal, lebih mudah mengembangkan ide dan nilai moril yang mau disampaikan.

4. Ekspresi wajah.

Ekspresi wajah juga penting loh. Mainkan mimik atau ekspresi muka ketika bercerita. Sedih, marah, senang, malu, dan lainnya. Melihat ekspresi ini akan membuat si kecil lebih antusias mendengarnya.

Kamu  bisa memulai dan mengakhiri dongeng dengan kata-kata yang indah, sambil memainkan ekspresi. Misalnya, kalimat “di sebuah bukit nan jauh.. “, sambil kepala menengadah ke atas dan tangan merentang lebar.

Di akhir cerita, pilih kata-kata yang bernuansa  “happy ending”. Misalnya: “Syukurlah, kini kelinci putih bisa berjumpa kembali dengan keluarganya..” dengan ekspresi bahagia. Lihatlah betapa gembiranya si kecil, mata membelalak sebesar rembulan, dan tersenyum penuh bahagia.

5. Interaktif.

Mendongeng akan lebih seru kalau dilakukan dengan interaktif. Libatkan anak ketika bercerita. Coba lakukan trik  “sambung dongeng”. Bunda yang mulai bercerita, dan di tengah mendongeng, mintalah si kecil untuk melanjutkan cerita tersebut sesuai dengan daya imajinasi dan kreativitasnya.

6. Gunakan alat bantu.

Untuk menghidupkan tokoh dalam cerita atau karakter tertentu, kamu bisa menggunakan alat bantu seperti boneka tangan atau boneka jari. Anak – anak pasti akan lebih terhibur dan gembira menyaksikan tokoh  – tokoh di dalam cerita seperti “hidup” dalam dunia nyata.

7. Olah suara.

Bedakan suara pada setiap karakter supaya lebih mudah dikenal dan karakternya lebih kuat. Dialog di antara dua tokoh, juga bisa diolah suara agar terlihat memang seperti dua orang yang sedang berbicara satu sama lain. Suara hewan dalam dongeng fabel bisa diatur dengan suara berbeda.

8. Mengatur waktu.

Perhatian waktu ketika mendongeng. Akan lebih seru jika dilakukan sebelum tidur. Karena pada saat tersebut, pikiran anak sudah lebih rileks.

Perhatikan juga kesiapan anak. Kalau terlihat tanda-tanda lelah dan mengantuk, tidak perlu dilakukan. Atau pilih cerita yang alurnya pendek, dengan durasi cerita maksimal 5 menit. Lebih dari waktu itu, konsentrasi anak bisa buyar.

Kamu  perlu mengetahui tahap perkembangan anak sesuai usianya, terutama dalam  hal bahasa. Anak yang berusia 5-6 tahun umumnya sudah bisa berperan sebagai pendengar yang baik.

9. Kontak mata.

Saat bercerita, lakukan kontak mata dengan si kecil, agar isi pesan lebih mudah tersampaikan. Tanyakan apa pendapatnya tentang tokoh cerita atau isi dongeng tersebut.

10. Gestur tubuh.

Seperti ekspresi wajah dan olah suara, ternyata gestur atau gerakan tubuh juga turut memengaruhi alur cerita. Bagai menonton pertunjukan di gedung teater, si kecil akan terhanyut dengan suasana dan cerita.

11. Pahami bahasa tubuh anak.

Sebagai pendongeng, kamu perlu perhatikan ekspresi dan bahasa tubuh si kecil.

Menurut pakar pendongeng, jika anak sedang antusias mendengarkan cerita, mata mereka membulat, tak hentinya menatap dan posisi hidung akan lebih maju daripada tubuhnya.

Itu dia beberapa tips / rekomendasi yang sudah kami rangkum. Jika tips atau rekomendasi diatas sangat membantu, ada baiknya bila membagikannya juga artikel ini ke teman-teman kamu yaa.

Selamat mencoba & semoga berhasil !

Sampai Jumpa di artikel Tips & Trick dan rekomendasi kami selanjutnya..

Salam Hangat…


Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *