Mengenal Bahaya Kebiasaan Fomo dan Cara Menguranginya

Mengenal Bahaya Kebiasaan Fomo dan Cara Menguranginya

Fear of missing out atau FOMO adalah perasaan yang membuat seseorang takut “tertinggal” karena teman-teman dekatnya sedang asyik dengan kegiatan seru di luar sana. Perasaan ini seringkali mengacu pada kecemburuan yang berdampak buruk pada rasa percaya diri.

FOMO adalah fenomena nyata yang kini diderita banyak orang. Komplikasi dari FOMO sangatlah banyak, tapi yang paling umum adalah gangguan mental berupa stres. Maka dari itu, FOMO harus segera dicegah dan ditangani.

Setiap hari, mulai dari seseorang bangun tidur sampai tidur lagi, berbagai orang maupun kelompok berbondong-bondong menyajikan atau berusaha menjadi yang pertama untuk mengabarkan suatu hal. Sementara mereka yang memiliki kondisi FoMO menjadi cemas, tidak nyaman, dan risau kalau kalau mereka ketinggalan sedikit saja informasi yang ramai di media sosial.

Menurut Department of Psychology, School of Social Sciences, Nottingham Trent University, Inggris, menyebutkan bahaya dari FoMO adalah membuat seseorang bisa berlaku di luar batas kewajaran di media sosial. Tidak hanya takut ketinggalan berita di media sosial, orang muda yang mengalami FoMo juga sengaja memasang gambar, tulisan, atau bahkan mempromosikan diri yang belum tentu benar hanya demi terlihat update. Ironisnya, banyak kalangan yang menganggap ini hanya sebagai cari sensasi dan kebahagiaan mereka di media sosial dirasa palsu.

Apasih Bahayanya Fomo ?

Seiring bertambahnya penelitian terhadap FOMO, para ahli mulai mendapatkan gambaran besar terkait penyebab dan efek samping FOMO dalam kehidupan. Berikut ini adalah beberapa fakta tentang FOMO yang telah dibuktikan oleh penelitian.

1. Media sosial adalah penyebab dan dampak dari FOMO

Media sosial adalah dituduh sebagai “dalang” utama penyebab FOMO. Dalam beberapa penelitian, remaja yang aktif di media sosial, cenderung mengidap FOMO. Tingginya penggunaan media sosial juga menjadi efek samping dari FOMO.

2. FOMO dapat menyerang siapa saja

FOMO tidak pandang usia ataupun jenis kelamin. Sebuah riset yang dirilis dalam Psychatry Research menjabarkan, FOMO memang menyebabkan meningkatnya penggunaan media sosial, tapi tidak ada hubungannya dengan usia ataupun jenis kelamin. Kesimpulannya, FOMO dapat diidap siapa saja, tanpa pandang buluh.

3. FOMO sebabkan menurunnya tingkat kepuasan hidup

Sebuah artikel yang dirilis dalam jurnal Computers and Human Behaviour menyatakan bahwa FOMO berpotensi menyebabkan turunnya tingkat kepuasan hidup. Bahkan, beberapa penelitian juga menegaskan bahwa FOMO bisa membuat seseorang merasa perlu untuk aktif di media sosial, sehingga tingkat kepuasan hidupnya hanya sebatas media sosial saja.

4. FOMO sangatlah berbahaya

Tidak hanya menurunkan tingkat kepuasan hidup saja, ternyata FOMO juga bisa meningkatkan risiko yang mengancam nyawa.

Masih dalam artikel di jurnal Computers and Human Behaviour. Beberapa ahli menyatakan, FOMO bisa menyebabkan seseorang kehilangan fokus saat mengemudi, yang pada akhirnya dapat sebabkan kecelakaan.

5. Membuat Prestasi Menurun

FoMO bisa membuat anak mudah jadi kurang produktif akibat waktu mereka habis hanya untuk bermain di media sosial. Saat belajar pun mereka jadi kurang konsentrasi karena mereka terlalu sering membuka media sosial. Akibatnya, kondisi ini bisa menurunkan prestasi belajar anak-anak usia muda.

6. Menyebabkan Gangguan Tidur

Tubuh manusia pada dasarnya memerlukan jeda untuk mengembalikan beberapa fungsi tubuh supaya bisa kembali bugar dan segar. Oleh karena itu, mereka perlu tidur. Di masa kini, saat platform media sosial berkembang, manusia malah menggunakan waktu mereka beristirahat di malam hari untuk berkegiatan di media sosial. Kebiasaan memainkan gadget sebelum tidur tersebut, menurut para ahli bisa menyebabkan tidur menjadi gelisah. Hal ini karena adanya cahaya biru yang dihasilkan oleh gadget. Rangsangan fisiologis pengguna terhadap lampu biru dan terang ini diduga dapat menunda ritme sirkadian. Hasilnya, setiap pengguna tidak memiliki masa tidur efektif.

7. Kecanduan

Ini merupakan hal paling buruk yang terjadi pada mereka yang mengalami FoMO. Penggunaan media sosial yang berlebihan membuat mereka sulit lepas dari godaan untuk terus aktif menggunakannya. Kecanduan sosial media merupakan masalah kesehatan mental dan perlu mendapatkan perawatan profesional.

Cara mengatasi FOMO

1. Fokus pada Pengalaman, Bukan Objek

“Rumput tetangga selalu lebih hijau dari rumput sendiri.” Tentu kamu pernah mendengar pepatah itu, bukan?

Pepatah tersebut menggambarkan seseorang yang selalu iri dengan apa yang dimiliki oleh orang lain. Rasanya, kita tidak pernah puas dengan apa yang kita miliki.

Biasanya hal yang selalu membuat kita iri pada orang lain adalah berbagai objek yang mereka punya, seperti rumah, mobil, atau smartphone.

Oleh karena itu, cara pertama yang bisa kamu lakukan untuk mengatasi FOMO adalah fokus pada pengalaman yang kamu miliki, bukan objek.

Kamu bisa menikmati petualangan, pencapaian, koneksi, dan sebagainya.

Hal-hal tersebut akan membuat kamu memiliki kesenangan yang lebih lama daripada sekadar memiliki sebuah objek.

2. Kamu Tidak Harus Punya Segalanya

Salah satu ciri FOMO adalah kamu ingin memiliki banyak hal yang dimiliki oleh orang lain.

Namun seperti dikutip dari Psychology Today, kebutuhan itu terbatas. Namun, keinginan itu tidak terbatas.

Tanamkan di dalam dirimu bahwa kamu tidak harus punya segalanya. Kamu tidak harus memenuhi segala keinginan yang terlintas di pikiranmu.

Setidaknya, kamu bisa mencukupi berbagai kebutuhanmu. Buatlah prioritas dari apa yang sangat kamu butuhkan hingga yang sekadar keinginan.

Itulah salah satu cara mengatasi FOMO yang bisa kamu lakukan.

3. Nikmati Prosesnya

Cara lain yang bisa kamu lakukan untuk mengatasi FOMO adalah menikmati setiap proses yang kamu lakukan. Ketika kamu bangun pagi, sarapan, mandi, hingga berangkat ke kantor, nikmati setiap proses tersebut.

Bangun pemikiran positif bahwa semua yang kamu lakukan adalah berkat dan peluang, bukan suatu kewajiban.

Dengan demikian, kamu tidak akan terbebani akan hal-hal yang belum kamu dapatkan.

4. Menulis Jurnal

Dikutip dari The Healthy, kamu juga bisa menulis jurnal setiap hari sebagai cara mengatasi FOMO.

Menulis jurnal dapat mengingatkan kamu tentang hal-hal baik yang kamu alami selama satu hari penuh. Kamu cukup menulis tiga hal baik yang kamu alami.

Selain itu, kamu juga bisa menuliskan berbagai hal yang sempat kamu takutkan, tetapi akhirnya tidak terjadi.

Hal itu akan membuat FOMO yang kamu alami berkurang.

5. Kurangi Penggunaan Media Sosial

Paparan media sosial merupakan salah satu penyebab terbesar terjadinya FOMO.

Trust Pulse mengatakan, 69% generasi milenial mengaku takut ketinggalan sebuah acara jika mereka tidak membuka media sosial.

Adapun Facebook menjadi media sosial yang paling menyebabkan FOMO, yakni sebanyak 72%.

Oleh karena itu, cara mengatasi FOMO yang efektif adalah mengurangi penggunaan media sosial. Batasi penggunaan media sosialmu secukupnya.

Itu dia beberapa tips / rekomendasi yang sudah kami rangkum. Jika tips atau rekomendasi diatas sangat membantu, ada baiknya bila membagikannya juga artikel ini ke teman-teman kamu yaa.

Selamat mencoba & semoga berhasil !

Sampai Jumpa di artikel Tips & Trick dan rekomendasi kami selanjutnya..

Salam Hangat…