Jangan Kerja Keras Tapi Kerja Cerdas !!! Ini Tipsnya

Hai Sobat Barrier Magazine !!! gimana nih kabarnya hari ini, semoga sehat dan baik-baik saja ya. Semoga hati dan fikiran masih tetap sejalan ya, hehe..

Okeyy kali ini kita akan membahas tentang tips kerja cerdas, bukan kerja keras.

Kamu mungkin sering mendengar istilah “Kerja cerdas, bukan kerja keras.” Bekerja keras memang sudah menjadi kewajiban setiap orang supaya banyak pekerjaan yang bisa diselesaikan. Namun kerja keras saja tidak cukup, namun kini seseorang dituntut untuk kerja cerdas agar dapat lebih produktif dalam bekerja.

Seiring perkembangan, kita juga membutuhkan kecepatan untuk mengeksekusi suatu pekerjaan. Dengan bekerja cerdas kita bisa menghemat banyak waktu, namun bekerja cerdas dan cepat membutuhkan keterampilan untuk menguasainya.

Nah berikut ini kami sudah merangkum beberapa tipsnya, yukk simak !!!

1. Fokus Pada Tujuan

Fokus pada apa yang ingin dicapai adalah cara agar anda tidak mudah tergoda dengan hal-hal lainnya. Penting pula untuk berani mengatakan ‘tidak’ untuk pekerjaan yang dirasa bukan menjadi tanggung jawab anda. Ingat, multitasking memang bagus, tetapi bukan berarti menjadi baik untuk selalu dilakukan.

Seorang Profesor Ilmu Saraf dari The Picower Institute for Learning and Memory bernama Earl Miller, sebagaimana dikutip dari laman fortune.com menyatakan bahwa manusia memiliki kapasitas untuk berpikir simultan sehingga menganggap diri multitasking adalah ilusi yang justru dapat merusak produktivitas, menyebabkan kesalahan, dan menghambat pemikiran kreatif.

2. Buat Prioritas

Seperti yang dinyatakan di awal, bekerja cerdas artinya mampu menempatkan prioritas. Buatlah skala prioritas dalam setiap pekerjaan anda. Lakukan pekerjaan prioritas terlebih dahulu atau mendapat perhatian ekstra dibanding memikirkan hal-hal kecil yang tidak berpengaruh besar.

3. Buat to-do-list

Agar pekerjaan lebih tertata, anda bisa membuat to-do-list harian, mingguan, atau bahkan bulanan. Ini bisa menjadi panduan bagi anda untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai alur yang diharapkan. Jika sudah terbiasa, maka ritme kerja akan lebih baik dan bisa meminimalisasi  waktu yang terbuang untuk  kerja yang tidak perlu.

4. Tetap Fleksibel

Membuat prioritas dan to-do-list tidak semata-mata untuk membuat anda begitu terpaku pada apa yang sudah anda rencanakan. Ingat, waktu berubah, lingkungan dan kondisi pun bersifat dinamis. Artinya, ada kemungkinan bahwa prioritas menjadi ikut berubah. Maka penting pula untuk bisa fleksibel ketika memang hal tersebut dibutuhkan.

5. Persiapan yang Matang

Ketika suatu hal sudah disiapkan dengan matang, maka dalam proses pengerjaannya akan semakin mudah dan cepat pula. Itulah yang diharapkan dari kerja cerdas. Persiapan yang matang juga membantu untuk menghindari kemubaziran seperti mengulang atau ketidakoptimalan seperti hasil kerja yang ala kadarnya. Selain itu, persiapan juga akan membuat rasa percaya diri lebih tinggi karena tubuh dan pikiran sudah siap dengan apa yang ia lakukan. Bahkan hal-hal tak terduga juga sudah siap diantisipasi.

6. Ketahui Waktu Produktif Anda

Tiap orang memiliki waktu produktifnya sendiri. Ada yang merasa lebih bersemangat bekerja saat pagi buta, ada pula yang lebih bersemangat ketika bekerja menjelang malam. Untuk itulah agar kerja cerdas tercapai, anda harus mengenali diri anda sendiri. Mengerjakan pekerjaan ketika waktu produktif akan menghemat banyak waktu karena 4 jam bekerja saat produktif bisa menjadi lebih maksimal hasilnya dibanding memaksakan bekerja 8 jam sepanjang hari.

7. Menerapkan Teknik 80 untuk 20

Bekerja Cerdas artinya menggunakan usaha seminimal mungkin untuk membuat hasil kerja semaksimal mungkin. Ada teknik yang cukup terkenal yaitu 80 untuk 20. Teknik ini mengajarkan kita agar menggunakan 80 persen energi untuk fokus menyelesaikan 20 persen pekerjaan yang paling berat. Ini akan membuat tugas lain yang lebih ringan akan lebih mudah diselesaikan.

8. Menerapkan Teknik Pomodoro

Selain teknik 80 untuk 20, dalam dunia kerja juga dikenal Teknik Pomodoro. Teknik ini mengajarkan untuk seseorang mengelompokkan aktivitasnya menjadi potongan 25 menit kerja, 5 menit istirahat. Jadi, anda harus fokus pada satu pekerjaan dalam 25 menit dan meminimalisasi segala  gangguan. Selanjutnya, anda bisa istirahat sejenak selama 5 menit untuk kemudian kembali fokus bekerja selama 25 menit berikutnya. Setelah empat atau lima kali putaran, anda bisa mengambil waktu istirahat lebih lama yaitu mulai dari 15 sampai 30 menit.

9. Gunakan Kalender Sebagai Pengingat

Sesuatu yang jelas terlihat di depan mata akan membantu anda agar lebih realistis dengan tujuan dan capaian. Untuk itulah, tak ada salahnya untuk menggunakan kalender sebagai papan pengingat. Tulis pada setiap minggu atau bulan di kalender dengan target tertentu. Tuliskan pula jadwal atau hal-hal apa yang harus dilakukan untuk mencapai target tersebut. Pajang kalender di meja kerja atau di dinding yang mudah untuk dilihat sehingga dengan mudah anda fokus pada jalur yang semestinya.

10. Istirahat dengan maksimal

Biar bagaimanapun kita butuh istirahat. Jangan paksakan diri makan di depan komputer atas nama lagi sibuk karena dampaknya pikiran justru makin butek. Manfaatkan waktu istirahat dengan melakukan hal-hal yang bisa menyegarkan pikiran. Menurut American Psychological Association strategi melepaskan stres yang paling efektif adalah berolahraga, berdoa atau datang ke layanan rohani, membaca, mendengarkan musik, menghabiskan waktu dengan keluarga atau teman, pijat, jalan kaki, meditasi, yoga dan melakukan hobi yang kreatif. Sementara strategi melepaskan stres yang paling tidak efektif adalah berjudi, belanja, merokok, minum minuman keras, makan, main video game, browsing internet dan menonton TV atau film selama lebih dari dua jam.

11. Mengasah Kemampuan Komunikasi

Kerja yang cerdas juga harus dibarengi dengan komunikasi yang cerdas. Artinya, kemampuan anda untuk bisa mendengar, menyampaikan pertanyaan, hingga mengeluarkan pendapat harus diasah agar komunikasi dengan lingkungan tidak terkendala. Miskomunikasi bisa berakibat fatal dan akan membuang-buang tenaga dan waktu saja.

12. Rutin Mengulas Pekerjaan

Cara terakhir yang bisa dilakukan ialah rutin mengulas apa yang sudah dikerjakan. Anda harus cakap dalam menganalisa pekerjaan yang sudah dikerjakan agar mengetahui apa saja kekurangannya. Dari hasil analisa dan ulasan tersebut, jadikan sebagai rujukan untuk memperbaiki diri kedepannya.

13. Manfaatkan mantra motivasi diri

Professor Kelly McGonigal dalam bukunya, Maximum Willpower, membahas tiga aspek motivasi diri demi kerja cerdas, yaitu I will, I won’t dan I want. Memahami ketiga aspek motivasi diri ini bisa meningkatkan tujuan produktivitas kita. Mantra I won’t berarti kita memiliki kekuatan menolak hal-hal yang bisa menghalangi pencapaian tugas. Seperti medsos atau bergosip di kantor. Mantra I will berarti kita fokus pada produktivitas. Contoh, membuat to do list untuk membuat pekerjaan kita efektif. Mantra I want bertujuan agar kita senantiasa teringat tujuan yang ingin dicapai. Ketiga mantra ini hanya akan berhasil bila dipraktekan secara konsisten dan disiplin.

Itu dia beberapa tips / rekomendasi yang sudah kami rangkum. Jika tips atau rekomendasi diatas sangat membantu, ada baiknya bila membagikannya juga artikel ini ke teman-teman kamu yaa.

Selamat mencoba & semoga berhasil !

Sampai Jumpa di artikel Tips & Trick dan rekomendasi kami selanjutnya..

Salam Hangat…