Ini Tantangan Yang Akan Dihadapi Saat Jadi Pengusaha

Ini Tantangan Yang Akan Dihadapi Saat Jadi Pengusaha

Pengusaha merupakan profesi yang sangat diidamkan banyak orang. Bahkan saat ini juga cukup banyak orang-orang yang mencoba untuk menjadi pengusaha. Tetapi ketika Anda ingin menjadi pengusaha, Anda akan menemukan berbagai tantangan. Anda harus bisa menghadapi tantangan yang harus dihadapi saat jadi pengusaha ketika ingin pengusaha sukses.

Apa saja tantangan yang harus dihadapi saat jadi pengusaha?

1. Moral dan integritas

Dunia bisnis dan kerja seringkali mengundang dilema moral dalam setiap prakteknya. Banyak sekali kesempatan untuk meraup untung lebih besar dari klien, kompromi dengan kualitas bahan baku, serta menutup-nutupi kekurangan yang ada. Contoh-contoh perilaku seperti ini biasanya turut mengundang ketidakpercayaan yang sifatnya penting dalam berbisnis.

Kasus bisnis perjalanan Umroh yang lagi hits belakangan misalnya. Harga miring dan paket lengkap yang ditawarkan ternyata merupakan sebuah skema penipuan belaka. Bisa terbayang apa yang dilakukan kasus ini dengan bisnis umroh serta keinginan masyarakat menengah ke bawah untuk pergi Umroh?

Bagaimana caranya untuk menciptakan bisnis yang berintegritas dan mengedepankan kejujuran?

Sebagai pemilik bisnis, kamu tidak hanya perlu menerapkan kejujuran dan integritas pada klien dan menjadi contoh untuk para pegawai, namun juga sadar akan situasi yang bisa memicu perilaku tidak jujur. Sadarlah pada kesempatan untuk melakukan curang, dan berlaku sebaliknya. Hal ini berlaku juga untuk tim yang dipimpin, serta perusahaan secara keseluruhan.

2. Kompetisi dan seleksi yang ketat

Perlu diingat, bukan hanya kamu yang mudah untuk berbisnis. Kemudahan untuk memulai bisnis menciptakan tantangan berupa kompetisi bisnis yang sangat ketat. Dengan beragamnya produk dan jasa yang diciptakan oleh para pebisnis, konsumen atau klien menjadi semakin selektif dalam memilih apa yang mereka inginkan.

Lantas, bagaimana untuk bertahan dalam kompetisi bisnis saat ini? Kamu tidak perlu menjadi yang terdepan dan nomor satu jika masih berada dalam early stage. Fokus pada pengembangan Unique Selling Point dan menentukan pasar yang paling tepat untuk bisnis kamu dengan melalui proses segmentation, targeting, positioning. Loyalitas pasar bukanlah hal yang paling penting, namun justru bagaimana pelanggan dan calon pelanggan bisa dan bersedia membincangkan bisnismu!

3. Ketidakpastian kondisi ekonomi

Perubahan permintaan pasar yang begitu cepat, ketidakstabilan harga bahan baku, kurs mata uang yang naik turun, dan sebagainya merupakan sesuatu yang sulit diprediksi namun bisa membawa pengaruh besar pada bisnis yang dijalankan. Karena ketidakpastian ini, banyak pebisnis lebih mementingkan perencanaan jangka pendek yang kemudian melupakan visi jangka panjang. Hal ini bisa merusak esensi utama dari model bisnis.

Sebagai pemilik bisnis, ketika menghadapi ekonomi yang tidak stabil hendaklah selalu berpikir jangka panjang. Situasi yang berubah cepat menuntut pengambilan keputusan yang segera, namun tidak berarti tergesa-gesa. Ini adalah tantangan bisnis yang harus terus menerus dipelajari. Walaupun tergantung kasus dan konteks, kita semua bisa setuju bahwa memikirkan rencana untuk bertahan jangka panjang itu penting dalam segala situasi.

4. Memilih karyawan yang tepat

Semua pemilik bisnis pasti pernah kesulitan memilih karyawan yang tepat untuk mengisi sebuah posisi penting dalam perusahaan. Tidak sedikit yang melamar memiliki skill di atas rata-rata. Namun, kecocokan dengan budaya perusahaan merupakan hal yang patut dipertimbangkan lagi.

Sebuah bisnis kecil dapat dianalogikan sebagai sebuah keluarga, jika bisa bekerja sama dengan baik, tujuan mereka dapat tercapai dan berjalan dengan bahagia meskipun diterjang oleh berbagai permasalahan. Jika tidak, ada kemungkinan untuk terjadi perpecahan. Kepribadian dan kemampuan seseorang menjadi prioritas utama dalam memilih pekerja untuk sebuah bisnis kecil.

Setiap orang memegang peranan yang penting jika anda bekerja dalam sebuah bisnis kecil. Jika satu orang tidak dapat bekerja dengan baik, maka akan berdampak pada bagian-bagian lain dalam bisnis.

Solusi untuk mengatasi permasalahan ini adalah mempelajari cara untuk berhadapan dengan kepribadian yang berbeda-beda dari manusia, mengetahui apa yang menjadi pendorong seseorang untuk mencapai tujuan, dan selalu memperbaiki manajemen tim. Atau, sederhananya: memiliki tim HR yang bagus!

5. Bagaimana memecahkan sebuah masalah

Jika bisnis kamu tidak mengalami permasalahan, kamu perlu mengevaluasi perkembangan bisnis yang kamu jalankan. Dalam fase pengembangan, permasalahan akan selalu menjadi “sarapan.” Sedikit meta, namun justru cara memecahkan masalah menjadi kunci dalam menghadapi tantangan lainnya. Masalah menjadi masalah yang lebih besar apabila pebisnis tidak memahami bagaimana cara untuk memecahkan masalah. Solusi yang anda berikan bisa menjadi “minyak” yang semakin membesarkan api ketimbang memadamkannya.

Hal yang perlu anda lakukan sebelum mengambil satu tindakan penyelesaian masalah adalah belajar untuk mengidentifikasi permasalahan sampai ke akar-akarnya. Pikirkan keuntungan bagi setiap pihak, dari stakeholder hingga karyawan terkecil pun. Jika tidak mengenali permasalahan yang anda hadapi, lantas apa permasalahan yang ingin dipecahkan?

6. Mengelola keuangan usaha

Uang adalah salah satu motor utama penggerak bisnis. Banyak bisnis kecil yang gagal karena kesalahan dalam mengelola keuangan mereka. Kesalahan dalam mengelola keuangan yang dihadapi adalah pengeluaran yang terlampau besar dan tidak menyisihkan uang simpanan untuk masa mendatang apabila ada kondisi krisis melanda bisnis yang dijalankan. Karena uang adalah tantangan bisnis yang sering menjadi sumber masalah, kamu perlu mengelolanya dengan baik.

Untuk bisnis kecil, pemilik bisnis mungkin masih dapat menjalankan peran sebagai pengelola arus keuangan, namun mempekerjakan seorang yang profesional merupakan hal yang baik untuk bisnis. Kamu bisa fokus untuk mengembangkan bisnis dan menghadapi klien-klien potensial dengan adanya bantuan profesional untuk mengelola keuangan.

7. Perencanaan pemasaran (marketing)

Memiliki layanan dan produk yang baik saja tidak cukup untuk memasarkan usahamu. Setiap pemilik usaha wajib mencari tahu dan memiliki strategi pemasaran yang baik. Tidak hanya membangun awareness agar produk/jasa mencapai lebih banyak target pasar, namun juga bagaimana menciptakan permintaan yang lebih banyak.

Melalui perencanaan pemasaran yang baik, apa yang dijual dapat sampai pada konsumen. Mulailah dengan tujuan pemasaran agar mereka sadar akan eksistensi bisnis yang dijalankan. Ada berbagai kanal dan teknik pemasaran yang bisa kamu lakukan. Pelan-pelan, Langkahawal akan membahas satu persatu dalam tulisan lainnya.

8. Sumber Pendanaan

Dibahas pada poin ke lima, uang adalah motor penggerak sebuah bisnis. Banyak pebisnis pemula yang bingung mencari sumber pendanaan untuk pengembangan bisnis (atau paling tidak untuk menjalankan bisnis). Tanpa pendanaan dari investor atau peminjaman, bukan berarti bisnis tidak bisa berjalan. Bagaimana caranya kamu mengatasi tantangan bisnis yang satu ini?

Di era digital saat ini, banyak platform dimana kamu bisa mengumpulkan pendanaan dengan sistem crowdfunding dimana kamu mendapatkan dana dari orang-orang yang dengan sukarela membiayai business plan yang akan dijalankan.

Jika kamu memiliki start up dengan basis teknologi digital, saat ini banyak investor yang bersedia menginvestasikan uang mereka untuk bisnis kamu seperti East Ventures yang banyak mendanai start up di Indonesia. Pemerintah Indonesia saat ini juga menganggarkan dana untuk membantu UMKM dari sisi pendanaan. Pinjaman dari bank bisa menjadi solusi terakhir namun kamu harus memberikan jaminan yang sebanding dengan nilai pinjam.

9. Kebergantungan pada satu klien

Dalam berbisnis, apalagi di tahapan awal, kita rentan untuk bergantung pada seorang Golden User yang bisa jadi klien pertama, atau klien yang memberikan dampak paling signifikan untuk bisnismu.

Perlu dipahami jika satu klien berkontribusi lebih dari separuh dari pendapatan bisnis atau menyita hampir semua waktu dan energi bisnismu, maka kamu merupakan kontraktor independen ketimbang pebisnis.

Memiliki banyak klien yang berbeda-beda merupakan salah satu aspek penting untuk membangun bisnis namun mencapai hal ini tidaklah mudah. Terlebih lagi apabila klien tersebut memberikan bayaran yang luar biasa dan selalu tepat waktu. Bagi bisnis early stage, memiliki klien sudah seperti keajaiban.Namun juga perlu disadari, bergantung pada satu klien merupakan hal yang tidak sehat untuk jangka panjang.

Memiliki beragam klien akan membuat kondisi keuangan bisnis kamu menjadi lebih sehat apabila ada salah satu klien yang berhenti menggunakan atau membeli jasa dan produk kamu.Dengan beragam klien, portfolio bisnis yang kamu jalankan juga akan semakin beragam yang berpengaruh pada reputasi bisnis.

10. Kebergantungan pada pendiri bisnis (founder)

Jika kamu mengalami kecelakaan, akankah bisnis anda masih berjalan keesokan harinya? Sebuah bisnis yang tidak bisa berjalan tanpa kehadiran dari pendirinya merupakan sebuah bisnis yang tidak akan bertahan lama. Banyak bisnis kecil yang mengalami kebergantungan ini, hal ini dikarenakan sang pendiri bisnis tidak dapat melepaskan dan mempercayakan tanggung jawab dan pengambilan keputusan pada para pekerjanya.

Menjawab tantangan berbisnis ini mudah secara teori, dengan memberikan keleluasaan pada pekerja. Namun secara praktek bisnis, solusi ini akan berpengaruh pada kualitas kerja yang kerap menjadi beban pikiran pemilik bisnis. Oleh karena itu, dibutuhkan quality control dan evaluasi rutin mengenai hasil kerja para pegawai.

11. Menentukan harga yang cocok

Salah satu tantangan berbisnis yang dialami oleh bisnis kecil adalah menentukan harga dari produk atau jasa yang ditawarkan. Tidak jarang, para pebisnis menentukan harga tanpa basis, bergantung pada emosi, tebak-tebakan, dan feeling yang cenderung tidak tepat.

Sebagai contoh, kamu mungkin takut tidak ada yang menggunakan produk atau jasa yang kamu tawarkan sehingga memberikan harga yang terlalu murah. Alasan memberikan harga yang tidak tepat juga bisa dikarenakan ingin “terlihat” memenangkan kompetisi. Semua proyek diambil dengan tarif yang murah, produk dijual dengan margin yang sangat sedikit.

Menentukan harga harus berbasis data. Kenali kualitas produk atau jasa yang kamu buat dan selalu evaluasi harga secara bertahap. Jika kamu sering gagal dalam melakukan penjualan, minta feedback dari klien atau konsumen mengenai harga yang anda tawarkan. Informasi seperti ini akan membantu kamu dari memberikan harga yang rasional

12. Meninggalkan lini produk atau layanan jasa yang tidak populer/laku

Beberapa produk atau jasa yang kamu tawarkan dalam bisnis tidak selalu laku. Banyak pebisnis yang tidak rela menghapus salah satu produk yang mereka ciptakan meskipun fakta di pasar produk atau jasa yang mereka tawarkan tidak mendapatkan banyak permintaan.

Gary Hamel, seorang konsultan dan penulis bisnis, mengatakan “Untuk mempertahankani kesuksesan, kamu perlu meninggalkan hal-hal yang tidak lagi sukses.” Lakukan evaluasi mengenai produk atau jasa kamu yang tidak lagi mendapat banyak permintaan. Dari hasil evaluasi tersebut, buat inovasi baru dan tinggalkan apa yang menghambat kesuksesan kamu.

13. Fokus pada core product

Sederhanakan variasi produk atau jasa yang kamu tawarkan. Berfokuslah pada core product yang dijual. Dari sana, lakukan inovasi dan pengembangan. Semakin banyak pilihan mengenai produk atau jasa yang kamu tawarkan tentunya akan memperbanyak saluran pendapatan, namun kamu akan kesulitan menciptakan unique selling point dari bisnis yang kamu jalankan. Nah, memilih core product kamu merupakan salah satu tantangan bisnis yang tidak mudah untuk dilakukan.

Ada kalanya kamu harus mengikuti permintaan pasar, dalam proses menciptakan produk baru, kamu harus memastikan bahwa produk atau jasa yang kamu tawarkan memiliki unique selling point untuk memenangkan kompetisi.

14. Kesepian

Menjadi entrepreneur berbeda dengan menjadi pegawai. Kamu memiliki banyak rekan di tempat kerja, seusai jam kerja dapat bersantai dan nongkrong dengan rekan-rekan di coffee shop. Menjadi seorang entrepreneur berarti kamu siap untuk bekerja lebih dari jam kerja kantor. Apakah kamu siap menghadapi tantangan bisnis yang satu ini? Bahkan, kamu akan lebih jarang bertemu dengan anggota keluarga. Semuanya demi perkembangan bisnis yang dijalankan.

Namun, kamu tidak perlu selalu merasa kesepian. Buat jadwal dimana kamu bisa menghabiskan waktu bersantai bersama keluarga, refreshing bersama teman-teman entrepreneur lainnya, atau mencari partner bisnis untuk membangun bisnis bersama-sama.

15. Mengurus perijinan usaha

Mengurus perijinan terkesan sulit bagi pebisnis pemula. Di Indonesia sendiri mengurus perijinan untuk usaha dangang (SIUP) tidaklah sulit. Kamu cukup menyiapkan berkas yang diperlukan (berkasnya tidak banyak) dan biayanya juga tidak mahal (tergantung pada wilayah tempat usaha kamu didirikan).

Masih banyak lagi proses perizinan dan legal yang perlu disiapkan selain SIUP. Mulai dari NPWP perusahaan, pendaftaran nama PT/CV, dan beserta surat-surat izin lainnya.

16. Terpaku dengan kebiasaan lama

Dunia bisnis sangat dinamis. Strategi marketing atau layanan jasa yang relevan digunakan hari ini, mungkin tidak berlaku lagi untuk besok. Tantangan bisnis yang cenderung dihadapi adalah terpaku dengan kebiasaan-kebiasaan yang sudah menjadi budaya dalam sebuah bisnis.

Sebagai contoh adalah taktik marketing konvensional yang memanfaatkan medium iklan seperti iklan koran, iklan televisi, dan iklan spanduk memakan biaya yang besar namun belum tentu mendatangkan penjualan yang setimpal. Mengukur kesuksesan iklan tersebut juga sulit.

Sebagai seorang pebisnis, kamu harus aware dengan hal-hal baru di dunia bisnis. Mempelajari strategi marketing baru, mengadopsi taktik yang digunakan oleh kompetitor, dan sebagainya. Jangan mau ketinggalan jika kamu ingin mempertahankan dan mengembangkan bisnis kamu menjadi semakin besar.

17. Ekspansi bisnis

Tentunya kamu ingin bisnis kamu berkembang dan semakin besar skalanya. Banyak pebisnis yang menghadapi tantangan berbisnis ini. Banyak sekali hal yang perlu dipertimbangkan, diukur, dan dilakukan.

Misalnya, bagaimana cara kamu menentukan bisnis model yang scalable? Apa langkah yang harus diambil agar bisnis kamu bisa bersing di tingkat lebih lanjut? Apakah harus membuat cabang? Membuat produk baru? Mencari pegawai baru? Atau malah pivot dan putar haluan bisnis? Bagaimana pula mencegah bisnis yang diujung tanduk untuk tidak jatuh?

18. Melakukan Riset

Sebelum menciptakan produk atau menjual jasa, diperlukan riset yang menjadi referensi sehingga produk atau jasa yang diciptakan menjadi solusi atas permasalahan yang dihadapi dan tepat sasaran. Saat ini, data dapat diperoleh dengan lebih mudah. Untuk bisnis early stage dengan dana terbatas, referensi data bisa menggunakan data-data yang tersedia gratis di Internet. Namun, perlu dilakukan validasi data dengan realitas.

Perlu diingat, data yang tersedia secara online belum tentu akurat. Kamu juga perlu melakukan survei lapangan secara langsung agar mendapat pemahaman yang lebih mendalam. Cari tahu dan manfaatkanlah metode penelitian pasar dan alat-alat bantu yang relevan untuk melakukan riset pasar!

19. Tantangan bisnis proses digitalisasi

Khususnya untuk pebisnis offline, dilema muncul ketika perlu memutuskan apakah harus go online untuk berbisnis. Pasalnya, digitalisasi memiliki potensi yang besar dalam memudahkan bisnis untuk tumbuh kembang dan menggapai lebih banyak pelanggan dengan cepat. Prosesnya juga secara umum tidak sulit.

Bila masih belum bersedia, maka setidaknya kamu perlu mempertimbangkan pemasaran secara digital/online. Membuat iklan digital, membangun komunitas di media sosial, bahkan membuat situs yang terdedikasi untuk mempromosikan konten yang berkaitan dengan bisnis offline juga merupakan hal-hal yang perlu dipertimbangkan.

Tentunya, hal ini bisa menjadi tantangan bisnis yang relatif sulit, karena tidak semua orang memiliki dasar digital atau media online yang sama, serta belum tentu tahu ingin memulai dari mana.

20. Mengerjakan segala sesuatu sendiri

Sebuah permasalahan bagi para pebisnis baru adalah mereka berpikir dapat melakukan segala sesuatu sendiri. Strategi melaksanakan segala sesuatu sendirian berguna untuk menekan pengeluaran untuk jangka waktu pendek, namun tidak sehat untuk perencanaan jangka panjang.

Melakukan segala pekerjaan bisnis sendiri hanya akan membuat bisnis tidak berjalan dengan baik karena fokus yang terpecah-pecah. Maka dari itu, solusinya adalah melakukan delegasi dengan baik.

Setiap anggota perusahaan tentu memiliki keahliannya masing-masing. Sebagai pemimpin dan pemilik usaha, mencari tahu keahlian masing-masing anggota dan mendistribusikannya dengan bijak merupakan kunci wajib untuk mendorong keberlangsungan proses perusahaan.

21. Ekspektasi yang kurang realistis

Pebisnis pemula cenderung memiliki ekspektasi yang tidak realistis tentang kesuksesan sebuah usaha. Menargetkan tujuan yang hampir tidak bisa dicapai (dalam kondisi dan situasi early stage). Tidak sedikit yang gagal dalam mencapainya. Untuk mendapatkan banyak uang dan memperluas bisnis dibutuhkan ketekunan dan kesabaran.

Masalah waktu dan ekspektasi ini biasanya terjadi pada perusahaan startup. Mereka punya keinginan untuk masuk pasar secepat mungkin, membuktikan mereka layak, dan menghasilkan keuntungan. Karena antusiasme macam ini, mereka biasanya gagal mengalokasikan waktu untuk mengetahui secara spesifik apa yang ingin mereka jual.

Solusinya tentu adalah membuat perencanaan yang jelas tentang apa yang ingin dicapai dan kapan bisa mencapainya, relatif terhadap sumberdaya yang ada. Perencanaan ini perlu dilakukan secara seksama, tidak terburu-buru, dan mempertimbangkan kemampuan perusahaan serta kondisi ekonomi di saat itu.


Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *