Para kepala eksekutif (CEO) platform media sosial ternama seperti Meta, TikTok, dan X menghadapi kritik tajam karena dianggap gagal melindungi anak-anak dari dampak negatif.
Kritik ini mencuat dalam sebuah rapat dengar pendapat di Senat AS baru-baru ini. Dalam rapat tersebut, para anggota Senat menyoroti bahwa platform tersebut dinilai belum cukup berusaha untuk melindungi pengguna muda dari risiko yang terkait dengan media sosial, seperti kekerasan, kecanduan, dan paparan konten berbahaya.
Platform Media Sosial Ikut Serta Menjaga Anak-Anak
Rapat Komite Kehakiman Senat mengungkapkan bahwa desain dan operasional platform-media sosial ikut serta berkontribusi secara signifikan terhadap bahaya yang dihadapi anak-anak saat berada di dunia online.
Meskipun Mark Zuckerberg telah meminta maaf dan berjanji untuk terus berinvestasi dalam langkah-langkah keselamatan, keraguan tetap ada. Pertengkaran antara Zuckerberg dan Senator Josh Hawley menyoroti perbedaan prioritas antara keuntungan finansial dan keselamatan.
Masing-Masing Platform Belum Mau Melakukan Perubahan Besar
Meskipun Snapchat telah mengambil langkah-langkah hukum untuk menjaga akuntabilitas platform, suara bersama dari industri tampak ragu-ragu, lebih memilih menjaga fitur keselamatan yang sudah ada daripada melakukan perubahan besar.
Pendapat yang disampaikan dalam rapat ini menunjukkan adanya kesepakatan bipartisan yang jarang terjadi, sambil menegaskan kompleksitas dalam mengatur ruang media sosial yang luas dan beragam.
CEO Media Sosial Diharuskan Menjaga Keselamatan Anak-Anak
Kesaksian para CEO dan kisah-kisah menyedihkan dari keluarga yang terdampak menyoroti urgensi perlunya pendekatan yang seimbang untuk melindungi anak-anak tanpa menghambat manfaat positif dari penggunaan platform-platform ini.
Meskipun tantangan kompleks dalam mengatur media sosial diakui, perlu dilakukan upaya bersama untuk mencapai keseimbangan yang memprioritaskan keamanan anak-anak tanpa mengorbankan potensi positif dari teknologi ini.