Aneh, Netanyahu Langsung Tolak Rencana Dunia Akui Negara Palestina

Sorotan terhadap upaya pengakuan internasional bagi negara Palestina telah menjadi topik pembicaraan hangat, terutama setelah laporan media terkemuka Amerika Serikat (AS) mengenai rencana tersebut.

Benjamin Netanyahu, Perdana Menteri Israel, langsung menanggapi dengan penolakan yang tegas terhadap inisiatif semacam itu, menyebutnya sebagai pemberian imbalan besar bagi terorisme.

Alasan Penolakan

Menurut laporan dari The Washington Post yang mengutip sumber diplomat AS dan Arab, rencana tersebut melibatkan kerjasama antara AS dan beberapa negara Arab dalam rangka mencapai perdamaian antara Israel dan Palestina. Rencana ini disebut akan memberikan batasan waktu yang pasti untuk pembentukan negara Palestina.

Namun, Netanyahu dan para menteri Israel lainnya menegaskan penolakan mereka terhadap rencana tersebut.

Netanyahu menegaskan bahwa Israel akan terus menolak pengakuan sepihak atas negara Palestina, memperingatkan bahwa langkah semacam itu akan memberikan insentif besar bagi tindakan terorisme yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Palestina Justru Dituduh yang Melakukan Kekerasan

Dia menegaskan bahwa perdamaian yang sejati hanya bisa dicapai melalui perundingan langsung tanpa prasyarat. Laporan tersebut juga menyebutkan bahwa rencana pengakuan internasional ini akan dimulai dengan gencatan senjata yang diharapkan berlangsung minimal enam minggu, dengan harapan untuk mencapai kesepakatan sebelum bulan suci Ramadan pada Maret mendatang.

Namun, rencana ini juga mendapat kritik tajam dari pihak Israel. Menteri Keuangan Israel, Bezalel Smotrich, menilai bahwa pengakuan semacam itu memberikan imbalan kepada orang-orang Palestina atas tindakan kekerasan yang telah mereka lakukan.

Putra Mahkota Arab Saudi Juga Membicarakan tentang Pembentukan Negara Palestina

Rencana pembentukan negara Palestina merdeka juga sempat menjadi topik pembicaraan dalam pertemuan antara Putra Mahkota Arab Saudi, Pangeran Mohammed bin Salman (MbS), dan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken pada bulan Januari.

Meskipun MbS menawarkan bantuan untuk pembangunan kembali Jalur Gaza dan normalisasi hubungan dengan Israel, hal tersebut diyakini akan terjadi hanya jika Palestina secara resmi diakui sebagai negara merdeka.

Upaya perdamaian di Timur Tengah terus menjadi fokus utama bagi banyak pihak, dengan harapan bahwa langkah-langkah konkret seperti ini dapat membawa kemajuan menuju stabilitas dan rekonsiliasi di kawasan tersebut.