Ini Alasan Kenapa Kamu Merasa Hidupmu Stuck Gitu – Gitu Aja

Ini Alasan Kenapa Kamu Merasa Hidupmu Stuck Gitu – Gitu Aja

Pernah nggak sih kamu merasa hidupmu seperti berjalan di tempat/stuck ? Ibarat tayangan televisi yang ditonton secara berulang-ulang, kamu akhirnya merasa bosan. Padahal kalau ditarik ke belakang, kamu bukan termasuk orang yang malas melakukan aktivitas. Kamu justru aktif berkegiatan, mulai dari event yang buatmu dapat penghasilan, sampai yang suka rela dilakukan.

1. Nggak ada target yang jelas, jadi seolah-olah nggak kemana-mana

Inilah alasan yang paling wajar. Emangnya, target kita apa? Kalau tidak ada target tujuan, wajarlah jadi kacau seperti kendaraan yang jalan berputar-putar ntah ke mana, hingga lelah, dan akhirnya pulang kembali ke Rumah. Besoknya, begitu lagi, keluar berputar-putar ntah kemana, lalu lelah, kemudian pulang.. gitu-gitu melulu

Seandainya ada tempat tujuan yang jelas, kemudian behasil, maka kita pun jadi merasa senang dan bersyukur. Kalau pun belum berhasil, kita tetap bersyukur, karena jalannya jelas dan bisa diprediksi kapan kira-kira sampainya.

Maka dari itu, pastikanlah Anda punya target yang jelas. Tahun ini, apa yang hendak dicapai? Bulan ini targetnya apa? Apakah omzet 50 juta? Selesaikan baca buku 400 halaman? Berat badan turun 3 Kg? Wisuda? Nikah? Lunas hutang? Harus ada target seperti itu, biar bisa dievaluasi.

2. Terlalu fokus ingin menjadi nomor 1, tidak mau bertahap dulu perkembangannya

Ada juga fenomena orang yang pingin banget langsung jadi hebat. Pingin langsung jadi nomor 1, paling bisa, paling jago, pokoknya yang terdepan dan teratas. Padahal, sejatinya untuk seperti itu haruslah berproses, yang notabene normalnya prosesnya lama dan panjang. Sehingga, bila hingga kini hal itu tak terwujud, ia menjadi stress.

Padahal, lebih baik itu kalau dia fokus bagaimana agar hari ini jadi lebih baik daripada hari kemarin saja dulu. Dan, bagaimana agar hari esok lebih baik daripada hari ini. Kalau seperti itu, kan jadi jelas apa-apa saja perkembangan kita.

3. Membiarkan gangguan-gangguan terus mengganggu

Inilah yang sering menjadi PR banyak orang, bahkan oleh orang-orang yang sudah biasa produktif. Namun, terkadang mereka ‘kecele’ tiba-tiba suatu waktu gagal produktif, karena gagal fokus dan terganggu oleh berbagai macam gangguan.

Misalnya gangguan notifikasi social media, chatting messenger, email, permintaan orang, suara orang sekitar, dan sebagainya. Maka dari itu, pastikanlah Anda meminimalisir gangguan-gangguan tersebut.

4. Kurang banyak belajar, lebih banyak main-mainnya

Untuk bisa produktif dan cerdas me-manage itu butuh ilmu juga, walaupun hanya sekadar tips-trik yang mungkin sifatnya tidak wajib.

Bisa jadi, salah satu yang membuat kita stagnan gini-gini aja, karena progress kita lambat. Kok bisa lambat, karena pakai cara-cara standar dan jadul, sementara orang lain bergerak dengan ilmu dan tips-trik unik yang mungkin tak terbayangkan oleh orang-orang biasa.

5. Sombong, suka merendahkan orang lain dan menolak kebenaran nasehat orang

Salah satu metode baku untuk maju dan berkembang menjadi lebih baik, tentu haruslah kita mengaku ada hal buruk dan jelek yang ada pada diri kita, lalu kita perbaiki  hal tersebut. Nah, maka dari itu, mustahil kita bisa menjadi berkembang, kalau kita tidak pernah mau mengaku salah; sering menolak nasehat; bahkan cenderung sombong. Iya, mustahil!

Maka dari itu, bila Anda serius ingin berkembang menjadi lebih baik dan maju, maka haruslah berusaha legowo dan rendah hati bila mendapatkan nasehat dari orang lain.

6. Banyak kegiatan yang kamu lakukan sendiri.

Kalau dilihat jadwal kegiatan harianmu, kamu memang hampir tak punya waktu istirahat. Dari Senin sampai Minggu, pagi sampai sore, sudah penuh dengan kegiatan. Namun setelah pulang dari berkegiatan, hanya rasa capek yang kamu dapatkan. Mungkin kamu lupa, bahwa interaksi ke sesama orang sangat diperlukan di dalam kehidupan. Tapi dari sekian kegiatan, banyak yang kamu lakukan sendiri alias tanpa teman. Memang sih kamu terkesan mandiri. Namun jika tidak ada interaksi, ya pantas saja jika hidupmu stagnan di situ.

7. Kamu jelas terjebak dalam rutinitas yang minim tantangan.

Bangun, siap-siap, pergi, datang ke event, pulang, lalu udah. Hampir setiap hari itulah rutinitasmu. Hari berikutnya tinggal tekan tombol repeat. Rutinitas yang kamu lakoni tiap hari jelas minim dalam segi tantangan. Sebab kebanyakan hal yang kamu lakukan hanya berkutat di zona nyamanmu saja. Di mana kamu sudah tahu akan seperti apa kegiatan ini berlangsung nantinya. Ibarat makan sesuatu tapi kamu tak perbah berani menambahkan sambal. Enak sih, tapi nggak menantang!

8. Kamu terlalu menggebu dalam melakukan sesuatu.

Tak bisa dipungkiri bahwa kamu orangnya terlalu menggebu. Termasuk saat menjalani hari-harimu. Kamu pasti memusatkan seluruh pikiran dan tenaga agar jadwal sehari-harimu bisa dilakoni semua. Memang sih dampaknya kamu bisa memenuhi semua. Tapi konsekuensinya kamu jadi tak punya kesempatan untuk bersenang-senang. Padahal dengan senang-senang ini, hidupmu tak akan berjalan gitu-gitu aja. Sebab dengan mencukupi kesenangan diri hidupmu jadi ada naik turunnya.

9. Bisa juga karena kamu terlalu takut mencoba hal-hal baru.

Meski sibuk dan hampir tak punya waktu untuk diri sendiri, kamu lebih sering melakukan hal-hal yang sama. Selalu ada rasa takut untuk mencoba hal-hal yang sebelumnya tak pernah kamu coba. Takut jika nanti sistem hidup yang sudah ada berubah dan buatmu kesusahan sendiri. Ketakutan dan selalu melakukan hal-hal yang sama ini pada akhirnya yang buat hidupmu terasa B aja. Stagnan dan berjalan di bagian yang lurus-lurus saja.

10. Atau dari semua kegiatan yang dilakukan, niatnya hanya untuk menyenangkan orang.

Segala sesuatu memang dilihat dari niatnya. Kalau niatnya untuk buat dirimu berkembang, tentu saja hidupmu tak akan berjalan biasa atau begitu-gitu saja. Kamu pasti malu-malu mengakui, bahwa niatmu melakukan ini itu hanya untuk menyenangkan orang lain.

Parameter keberhasilan dari apa yang kamu lakukan adalah omongan lain. Makanya kamu selalu mengutamakan apa yang orang bilang daripada apa yang kamu butuhkan. Kalau niatmu sibuk ini hanya untuk menyenangkan orang lain, pantas saja hidupmu hanya datar-datar saja. Sebab ada bagian dari dirimu yang seharusnya bisa berkembang, tapi kamu abaikan hanya untuk kesenangan orang.

11. Asal melakukan banyak hal tanpa tahu tujuan

Kalau jadwal harianmu kosong dua hari saja, kamu bisa kebingungan sendiri. Makanya kamu berlomba-lomba untuk memenuhi jadwal kegiatanmu dengan apa saja yang bisa dilakoni. Asal penuh terisi, semangatmu menjalani hidupi pasti bisa tetap on. Padahal kalau ditanya apa tujuanmu atas kesibukan ini, kamu tak punya jawaban pasti.

Setidaknya ada tiga hal yang bisa kita lakukan ketika merasa stuck, yaitu menyadari dan mengenali apa yang membuat kita merasa stuck, nikmati, dan keluar dari zona nyaman.

Self awarness

Yap, kesadaran diri. Sadar kalau kita sedang berada di fase stuck. Selain sadar bahwa kita sedang berada di fase stuck, sadari juga apa yang membuat kita merasa stuck. Ketahui apa faktor yang membuat kita stuck. Apakah karena diri sendiri yang merasa nyaman bahkan terlalu nyaman sehingga menolak adanya perubahan, atau yang lainnya.

Sadari apa alasan psikologis dan emosional yang mendorong kita berbepang teguh pada situasi tertentu. Apakah kita merasa tidak pantas, atau tidak cukup baik atau mungkin takut dan kurang percaya diri. Pastinya selalu ada alasan mengapa kita berpegang teguh pada posisi kita yang sekarang dan kita harus menyadari kenapa kita melakukan hal itu.

Dengan mengetahui faktor penyebabnya maka selanjutnya kita akan bisa mengambil langkah yang tepat untuk keluar dari fase stuck ini sehingga kita pun akan mempunyai tujuan yang jelas kenapa kita harus keluar dari stuck ini. Mungkin kita bisa menemukan motivasi kembali untuk mencapai tujuan kita sebelumnya, dan kita bisa menyemangati diri kita sendiri agar mampu mencapai tujuan tersebut. Ingat, motivasi dan penyemangat terpenting adalah diri kita sendiri. Kita harus percaya dengan diri kita sendiri dan jangan meragukan diri kita sendiri.

Nikmati

Yang bisa kita lakukan ketika kita merasa stuck adalah menikmatinya. Mungkin ini terasa agak aneh. Tetapi ketika kita merasa stuck, apakah memang benar-benar merasa stuck? Mungkin tidak sepenuhnya stuck tetapi yang ada hanyalah label dari sebuah situasi. Jangan tertipu oleh permainan pikiran. Kita bisa menyerah dengan keadaan stuck ini atau menolak, tetapi mungkin akan lebih baik jika kita membiarkan apa adanya, menikmati keadaan stuck ini. Ketika kita senang terjebak, kita tidak lagi terjebak, karena semuanya ada di kepala kita.

Dengan menikmati apa adanya, maka akan ada sesuatu yang kita ingin lakukan sehingga kita tidak sepenuhnya stuck. Biarkan diri merasa senang dan jangan biarkan diri kita merasa bersalah, misalnya karena merasa belum melakukan sesuatu dengan cukup baik. Tetapi belajarlah untuk melihat bahwa diri kita telah melakukan apa yang terbaik yang kita bisa. Ketika kita membiarkan apa adanya, akan banyak hal yang berubah jika perspektif kita berubah.

Take action

Pilihan ketiga untuk keluar dari keadaan stuck adalah lakukan sesuatu keluar dari zona nyaman. Melakukan hal yang sama tetapi mengharapkan hasil yang berbeda adalah mimpi. Kita tidak bisa seperti itu, tetapi mulailah  lakukan hal yang berbeda maka akan menghasilkan hasil yang baru. Sesederhana itu. Ketika kita merasa terjebak atau buntu, kita menghabiskan sumber daya kita dengan cara yang salah. Oleh karena itu, kita harus mengarahkan sumber daya kita (waktu, energi, uang, kreativitas, dll) ke arah yang baru.


Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *