Bukan Covid-19 ! Ini Penyebab Lain Hilangnya Indra Penciuman dan Cara Mengatasinya

Bukan Covid-19 ! Ini Penyebab Lain Hilangnya Indra Penciuman dan Cara Mengatasinya

Bukan hanya covid-19 saja yang bisa menyebabkan indra penciuman dan indra perasa hilang, akan tetapi ada penyakit lain yang mempunyai gejala yang sama, yaitu Anosmia.

Di lansir dari aladokter.com, Anosmia adalah kondisi ketika indra penciuman tidak berfungsi dengan normal. Sebagian besar kasus anosmia bersifat ringan dan sementara, namun sebagian lainnya bisa saja menjadi pertanda adanya masalah serius pada kesehatan.

Tanda yang jelas dari anosmia adalah hilangnya penciuman. Ketika Anda mencium bau, sel saraf penciuman akan menerima dan memberikan sinyal ke otak. Lalu, otak akan mengidentifikasi dan mengenali bau tersebut.

Kerja indra penciuman penderita anosmia tidak bisa berfungsi secara semestinya, sehingga kemampuan penderita dalam mencium bau jadi menurun (anosmia parsial) atau hilang sama sekali (anosmia total). Akibatnya, orang dengan anosmia juga jadi tidak dapat sepenuhnya mencicipi makanan dan kehilangan nafsu makan.

Selain bisa menyebabkan penurunan berat badan dan kekurangan gizi, anosmia juga bisa menyebabkan depresi karena penderita tidak dapat merasakan perasaan senang yang biasa orang lain peroleh ketika mengonsumsi makanan enak.

Selain itu ada juga penyebab yang menjadi pemicu hilangnya indra penciuaman dan indra perasa.

1. Hidung tersumbat

Menurut ahli saraf integratif dan penulis Sound Medicine: How to Use the Ancient Science of Sound to Heal the Body, Kulreet Chaudhary, MD, penyebab indra penciuman hilang yang paling umum adalah hidung tersumbat dan penyumbatan sinus akibat akumulasi peradangan dan racun di dalam sinus. Jika penyebab kehilangan penciuman dan yang kita alami bukan akibat pilek atau alergi, itu mungkin akibat masalah pencernaan atau stres.

“Penyebab pencernaan yang buruk dapat bermacam-macam dan melibatkan stres berlebih, terlalu banyak bekerja, kebiasaan makan yang buruk, mikrobioma yang tidak seimbang, hingga konsumsi makanan olahan yang berlebihan,” katanya. Menurut Chaudhary, perawatan terbaik untuk mengatasi kondisi tersebut termasuk memperbaiki sistem pencernaan untuk meredakan akumulasi peradangan di sinus

2. Merokok

Secara umum, polusi adalah penyebab anosmia. Asap tembakau adalah bentuk polusi paling terkonsentrasi yang paling banyak dialami orang. Kondisi itu dapat merusak kemampuan seseorang untuk mengidentifikasi bau sekaligus mengurangi indra perasa kita. “Studi menunjukkan bahwa panas asap rokok dan bahan kimianya dapat (menghancurkan) neuron yang bertanggung jawab untuk bau,” kata ahli THT dan bedah kepala dan leher dari Chicago, Jordan Teitelbaum. Kabar baiknya, kehilangan penciuman karena penyebab ini tidaklah permanen. Kita bisa mengatasinya selama bisa berhenti merokok. Teitelbaum menjelaskan, dalam 48 jam ujung saraf kita akan mulai memperbaiki dirinya sendiri. Kemudian, indra penciuman akan kembali kuat dalam 2-3 bulan, sedangkan sel-sel pendukung lainnya dapat membantu mengembalikan fungsinya secara penuh dalam waktu satu tahun.

3. Bahan kimia

Paparan bahan kimia beracun, seperti pestisida atau pelarut dapat merusak indra penciuman kita dengan membakar bagian dalam hidung. Sayangnya, kerusakan ini bisa terjadi permanen jika kita terpapar berulang kali. Namun, Teitelbaum mengatakan, masih banyak yang belum diketahui tentang bagaimana saraf beregenerasi. Saat ini, masih dilakukan peneltiian untuk mencari tahu bagaimana merangsang pertumbuhan kembali dari indra penciuman yang hilang. “Untuk saat ini, kami menyarankan orang-orang agar melindungi diri dari bau-bau yang berbahaya,” ujarnya. Jadi, periksa label semprotan kimia sebelum digunakan dan pastikan memakai alat pernapasan yang menutupi hidung saat menangani bahan kimia berbau tajam di rumah atau tempat kerja.

4. Obat-obatan

Sejumlah penelitian, termasuk penelitian yang diterbitkan pada tahun 2018 di World Journal of Otorhinolaryngology Head and Neck Surgery menemukan bahwa obat-obatan adalah salah satu penyebab anosmia yang paling umum terjadi. Tak hanya itu, penyebab ini juga salah satu yang paling tidak mengkhawatirkan. Cobalah mengingat, ketika baru memulai pengobatan, kita mungkin menyadari bahwa indra penciuman kita tidak aktif.

Kondisi ini bisa disebabkan oleh sejumlah obat-obatan, seperti antibiotik, antihipertensi, hingga antihistamin. Untuk mencegahnya, kita bisa melihat label pada kemasan obat untuk mencari tahu apakah obat tersebut mencantumkan anosmia sebagai gejala. Kita juga bisa berkonsultasi dengan dokter atau apoteker untuk mendapatkan obat alternatif. Menurut Chaudhary, biasanya gejala anosmia akan hilang ketika kita menghentikan pengobatan.

5. Trauma kepala

Trauma kepala, seperti gegar otak atau operasi otak, juga dapat menjadi penyebab indra penciuman hilang akibat kerusakan pada saraf penciuman. Chaudhary mengatakan, efeknya bisa sementara atau permanen. Gangguan penciuman mungkin juga merupakan tanda tumor otak, namun ini jarang terjadi.

6. Alzheimer

Sejumlah penelitian, termasuk tinjauan studi yang diterbitkan 2018 di Biosensors menemukan bahwa kehilangan penciuman juga bisa menjadi tanda awal Alzheimer. Bahkan, gejala ini mungkin muncul jauh sebelum kita memenuhi kriteria diagnostik untuk penyakit otak degeneratif.

“Pada penderita Alzheimer, protein abnormal merusak korteks pusat otak yang bertanggung jawab atas penciuman. Ini bisa terjadi di awal penyakit berkembang,” kata Dr. Teitelbaum.

7. Parkinson

Penyakit Parkinson adalah gangguan otak degeneratif. Sama seperti Alzheimer, ada sejumlah gejala awal parkinson yang mudah terabaikan, salah satunya adalah gangguan penciuman. Kebanyakan orang dengan anosmia memang tidak akan mengembangkan penyakit ini, namun sebagian besar pasien dengan parkinson mengalami anosmia. Menurut Teitelbaum, pada penderita parkinson, penyebab anosmia adalah hilangnya neurotransmiter.

“Yang menarik adalah hilangnya penciuman sebenarnya bisa muncul sebelum gejala kognitif. Hal ini menyadarkan kita akan adanya hubungan antara disfungsi penciuman dan penyakit saraf progresif untuk membantu memastikan diagnosis dan pengobatan lebih dini,” katanya.

8. Penuaan

Seiring bertambahnya usia, kemampuan panca indra kita akan mulai menurun, termasuk indra penciuman. Teitelbaum mengatakan, sekitar setengah dari orang berusia 65-80 tahun mengalami kehilangan penciuman yang terukur. Sementara pada usia 85 tahun, jumlahnya meningkat menjadi sekitar 75 persen. Dalam kasus ini, perubahan dalam produksi enzim, kerusakan lingkungan akumulatif pada saraf penciuman, hingga penurunan alami dalam sirkuit saraf berkontribusi pada hilangnya indra penciuman secara bertahap.

Cara mengembalikan indera penciuman yang hilang bukan karena hidung tersumbat

1. Membilas hidung

Cara pertama mengembalikan indra penciuman yang hilang akibat Covid-19 adalah membilas bagian dalam hidung menggunakan larutan air asin. Cara ini akan efektif jika penyebab anosmia adalah infeksi atau alergi.

Berikut adalah cara mengembalikan indra penciuman yang hilang akibat Covid-19 dengan terapi membilas hidung:

  • Rebus 1 liter air, biarkan hingga dingin;
  • Campurkan 1sdt garam dan 1sdt soda kue ke dalam air;
  • Cuci bersih tangan Anda; berdirilah di atas wastafel, di kamar mandi, atau tempat lain;
  • Tuangkan sedikit larutan tadi ke telapak tangan;
  • Hirup sebagian larutan ke 1 lubang hidung dan biarkan keluar kembali, untuk memudahkan maka Anda bisa menutup satu lubang hidung yang lain dengan jari;
  • Ulangi langkah-langkah di atas untuk mengetahui apakah bekerja efektif pada Anda atau tidak dalam mengobat anosmia akibat Covid-19.

Untuk diketahui, tidak semua larutan yang Anda buat tadi harus habis dalam sekali terapi. Jumlah air 1 liter hanya untuk memudahkan hitungan atau takaran saja.

Jika Anda ingin kembali melakukan cara mengembalikan indra penciuman yang hilang akibat Covid-19 dengan bilas hidung pada esok hari, buatlah larutan yang baru, tidak disarankan menggunakan larutan sisa kemarin. Atau, jika Anda tidak memiliki waktu untuk membuat larutan ini, Anda bisa pergi ke apotek dan membeli produk untuk membuat larutan air asin di rumah, juga alat untuk membantu membilas hidung.

2. Terapi dengan bau-bauan

Cara kedua mengembalikan indra penciuman yang hilang akibat Covid-19 adalah dengan melatih indra penciuman Anda menggunakan sejumlah bau-bauan yang menyengat. Berdasarkan informasi di laman badan amal terdaftar di Inggris untuk anosmia dan gangguan penciuman, Abscent, bau-bauan esensial yang direkomendasikan untuk mengobati anosmia adalah terdiri dari 4 jenis: mawar, lemon, cengkeh, dan kayu putih.

Namun, bisa juga jika Anda ingin menggunakan bau-bauan lain sesuai dengan preferensi. Sebelum memulai terapi untuk mengobati anosmia akibat Covid-19, ada baiknya Anda mencatat kemampuan indra penciuman Anda saat ini, dan terus mencatatnya jika terjadi perkembangan tertentu, sehingga setelah beberapa waktu melakukan terapi ini, Anda dapat mengetahui progres apa saja yang sudah Anda alami.

Setelah Anda memiliki 4 bau-bauan menyengat yang dibutuhkan, maka terapi siap dimulai. Berikut cara mengembalikan indra penciuman yang hilang akibat Covid-19 dengan bau-bauan:

  • Duduk di tempat yang tenang buka botol wewangian yang Anda siapkan, letakkan di dekat hidung;
  • Hirup secara lembut selama 20 detik untuk masing-masing bau;
  • Konsentrasi penuh akan apa yang Anda lakukan. Jika bau lemon yang tengah Anda hirup, fokuslah pada lemon, bagaimana bau dan rasa lemon yang Anda kenal sebelumnya, fokus;
  • Beri jeda beberapa tarikan napas, lanjutkan pada bau-bauan selanjutnya.

Namun, Abscent menekankan terapi ini membutuhkan waktu yang cukup panjang dan bukan pengobatan instan yang hasilnya akan langsung nampak dalam sekali percobaan.

Demikianlah cara mengembalikan indra penciuman yang hilang akibat Covid-19. Lakukan secara rutin selama beberapa hari. Semoga kemampuan indra penciuman Anda segera pulih.

Nahh semoga artikel ini membantu ya, ingat jangan panik ketika tidak bisa mencium bau atau mencicipi makanan, bisa saja penyakit lain atau penyebab lain selain covid-19 yang menyebabkan indra penciuman dan indra perasa menjadi hilang.

Alangkah baiknya di kondisi seperti sekarang ini, jangan sering-sering keluar rumah. Apabila terpaksa untuk keluar rumah tetap gunakan masker dan sedia hand sanitizer untuk berjaga-jaga, kuatkan imun dengan makan makanan bergizi, hindari stress, dan rutin berolahraga.


Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *