14 Tradisi Menyambut Bulan Ramadhan di Indonesia

14 Tradisi Menyambut Bulan Ramadhan di Indonesia

Bulan Ramadhan selalu disambut dengan penuh kebahagiaan oleh seluruh umat Islam di dunia. Bulan yang penuh dengan keistimewaan ini selalu ditunggu-tunggu. Oleh karena itu, ada berbagai perayaan sebagai tradisi untuk menyambut bulan suci ramadhan di setiap daerah dengan keaneka ragamannya.

Nah di Indonesia sendiri, terdapat banyak sekali tradisi menyambut bulan ramadhan sebagai bentuk rasa syukur, mensucikan diri dan saling bersilaturahmi antar sesama.

Berikut ini adalah 14 Tradisi Menyambut Bulan Ramadhan di Indonesia

14. Megibung – Bali

balistarisland-indonesia.blogspot.co.id

Bali sendiri dikenal dengan masyarkatnya yang mayoritas beragama Hindu. Namun ternyata, menjelang bulan puasa tiba, masyarakat bali yang beragama Islam juga punya tradisi bernama Megibung.

Tradisi menyambut bulan ramadhan ini dilakukan dengan acara makan bersama dengan menggunakan satu porsi makanan yang dimakan oleh 4 hingga 7 orang.

13. Padusan – Boyolali

krjogja.com

Tradisi menyambut bulan ramadhan bernama Padusan ini berasal dari Boyolali dan sudah ada sejak zaman Wali Songo. Padusan sendiri dilakukan sebagai bentuk membersihkan diri dari segala hal buruk untuk menyambut datangnya bulan ramadhan.

Padusan dilakukan dengan membersihkan diri di area mata air yang dipercaya oleh masyarakat bisa mendatangkan berkat dan rejeki. Tradisi ini berbeda dengan yang lain, karena masyarakat melakukannya seorang diri.

Sehingga seseorang yang melakukan tradisi ini bisa merenungi kesalahan-kesalahan yang sudah berlalu, agar menjadi pribadi yang lebih baik selanjutnya.

12. Jalur Pacu – Riau

Liputan6.com

Tradisi ini dilakukan oleh masyarakat Riau dengan menggelar acara Pacu Jalur. Masayarakat akan bersuka cita penuh rasa bahagia dan beramai-ramai mendekati area sungai untuk melihat ajang perlumbaan dayung sampan. Setelah acara selesai, masyarakat Riau akan melakukan tradisi Balimau Kasai  dengan bersuci menjelang matahari terbenam hingga malam tiba.

11. Nyorog – Betawi

goodnewsfromindonesia.id

Tradisi menyambut bulan ramadhan dari betawi ini dilakukan dengan cara berbagi bingkisan ke anggota keluarga, tetangga atau kerabat. Nyorog sendiri dilakukan dari orang yang lebih muda kepada orang yang usianya lebih tua. Hal itu dilakukan sebagai arti meminta restu untuk kelancaran beribadah selama bulan puasa.

10. Malamang – Sumatera Barat

backpackerjakarta.com

Tradisi menyambut bulan ramadhan dari Sumatera Barat ini sudah dilakukan secara turun temurun lintas generasi yang dilakukan oleh ibu-ibu.

Kalau kalian tidak awam dengan masakan lamang, nah tradisi ini adalah memasak lamang. Lamang sendiri adalah sajian yang dibuat dari beras ketan putih dan santan yang dikukus didalam batang bambu.

Malamang sendiri sudah ada sejak ratusan tahun yang lalu, tradisi ini dibawa oleh Syekh Burhanuddin sebagai pembawa ajaran Islam di tanah Minangkabau yang saat itu sedang melakukan silaturahmi ke perkampungan penduduk dan menyarankan untuk melakukan Malamang dan berbagi kepada sesama, agar terhindar dari makanan haram.

Bahkan tradisi ini juga bukan hanya dilakukan saat menyambut bulan puasa saja, melainkan dilakukan juga diberbagai acara perayaan atau acara keluarga.

9. Dugderan – Semarang

PPID Kota Semarang

Masyarakat Semarang sudah melakukan tradisi menyambut bulan ramadhan bernama Dugderan ini sejak tahun 1881 hingga sekarang.

Dugderan dilakukan dengan rangkaian acara seperti tari-tarian, karnaval, dan tabuh bedug dan Warak Ngendong yang menjadi simbol dalam tradisi ini diarak dalam karnaval.

8. Meugang – Aceh

Bisnis.com

Tradisi menyambut bulan ramadhan berikutnya datang dari Aceh. Meugang sendiri dilakukan rutin setiap tahunnya sebelum memasuki bulan suci Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri / Idul Adha.

Meugang sudah ada sejak tahun 1607 pada masa Kerajaan Aceh. Awalnya dilakukan oleh Sultan Iskandar Muda yang memotong hewan dalam jumlah sangat banyak lalu dagingnya dibagikan kepada seluruh masyarakat Aceh sebagai bentuk rasa syukur dan terima kasi.

Akhirnya, tradisi itupun dilakukan hingga sekarang dan dilaksanakan sebagai bentuk menyambut hari-hari besar umat Islam.

7. Dandangan – Kudus, Jawa Tengah

ANTARA/Yusuf Nugroho

Tanah Jawa memiliki beberapa daerah dengan tradisi menyambut ramadhan yang berbeda-beda, salah satunya adalah Kudus yang mempunyai tradisi Dandangan.

Dandangan sudah ada sejak ratusan tahun yang lalu pada zaman Sunan Kudus hingga sekarang. Tradisi ini awalnya dilakukan oleh para santri yang menunggu pengumuman datangnya bulan suci ramadhan oleh Sunan Kudus di Masjid Menara Kudus. Hal itu pun dimanfaatkan pula oleh para pedagang untuk meramaikan dan berjualan.

Hingga kini, masyarakat melakukan tradisi ini dengan berkumpul pada lokasi yang luas dan menampilkan kehebatan dari desa masing-masing seperti kerajinan tangan.

6. Perlon Unggahan – Banyumas, Jawa Tengah

purwokertokita.com

Perlon Unggahan yang dilakukan oleh Masyarakat di Desa Pekuncen, Banyumas adalah kegiatan berziarah kubur pada seminggu sebelum memasuki bulan Ramadhan.

Tradisi ini diawali dengan ziarah ke kubur ke makam Bonokeling, setiap peziarah harus melepaskan kaki sambil menjinjing nasi ambeng yang menjadi makanan khas Banyumas.

5. Ziarah Kubro – Palembang

infopublik.id

Seperti namanya, Tradisi menyambut bulan suci ramadhan dari Palembang ini dilakukan oleh masyarakat muslim Palembang dengan berziarah di makam para ulama dan para pendiri Kesultanan Palembang Darussalam dan berlangsung secara massal.

Namun, tradisi ini hanya dilakukan oleh kaum laki-laki dengan mengenakan pakaian serba putih dengan acara pawai menuju sejumlah titik ziarah di Palembang dan berlangsung selama 3 hari berturut-turut.

4. Suro’baca – Makassar

Tradisi menyambut bulan Ramadhan yang dilakukan di Makasar ini dilakukan secara turun temurun oelh kalangan suku Bugis dengan melakukan acara makan bersama sekaligus silaturahmi dan berziarah ke makam para leluhur.

Suro’baca ini dilakukan padar akhir bulan Sya’ban atau 7 hari menjelang bulan Ramadhan.

3. Megengan – Surabaya

Thoughhtcho

Tradisi Megengan yang dilakukan oleh masyarakat muslim di Surabaya ini suda turun temurun dilakukan hingga sekarang.

Acaranya adalah memakan kue apem sebagai bentuk membersihkan diri dari segala hal buruk. Kata apem sendiri pelafalannya mirip dengan kata Afwan yang dalam bahasa arab di artiken sebagai Maaf.

Selain memakan kue apem, tradisi ini juga dibarengi dengan tahlilan dan mendoakan keluarga yang sudah wafat.

2. Apeman – Yogyakarta

ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah

Tradisi menyambu bulan Ramadhan berikutnya yang gak jauh dari Apem adalah berasal dari Yogyakarta. Tradisi Apeman ini dilakukan sebagai bentuk rasa syukur kepada yang Maha Kuasa, Apeman juga dilakukan di Jalan Malioboro dan Jalan Sosrowijayan sebagai bentuk daya tarik wisatawan lokal dan mancanegara.

Anggota keluarga Keraton Yogyakarta Hadiningrat akan membuat ratusan apem secara tradisional. Tradisi ini dipimpin langsung oleh permaisuri sultan dan diikuti oleh para perempuan dari keluarga keraton lainnya, dimulai dari proses ngebluk jeladren (membuat adonan) hingga proses Ngapem (memasak apem).

1. Munggahan – Jawa Barat

Nusantaranews.co

Tradisi menyambut bulan ramadhan bernama Munggahan ini dilakukan oleh masyarakat Jawa Barat yang dilaksanakan setiap tahun. Masyarakat Jawa Barat melakukan tradisi ini dari seminggu sebelum bulan ramadhan dan berkumpul bersama keluarga.

Munggahan dilakukan sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah dan sebagai upaya untuk membersihkan diri dari segala kesalahan sebelum memasuki bulan Ramadhan.

Oleh karena itu, masyarakat di Jawa Barat memaknai tradisi ini sebagai rasa syukur pula, karena masih dipertemukan dengan bulan yang suci yaitu Ramadhan.


Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *